TUGAS FILSAT ILMU


FILSAFAT ILMU
PEMBAHASAN
RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU

oleh

SARIFUDIN S.Pd.


BAB I
PENDAHULUAN

Filsafat ilmu adalah merupakan bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu[1]. Bidang ini mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi dan implikasi dari ilmu, yang termasuk di dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu sosial. Di sini, filsafat ilmu sangat berkaitan erat dengan epistemologi dan ontologi.
Filsafat ilmu berusaha untuk dapat menjelaskan masalah-masalah seperti: apa dan bagaimana suatu konsep dan pernyataan dapat disebut sebagai ilmiah, bagaimana konsep tersebut dilahirkan, bagaimana ilmu dapat menjelaskan, memperkirakan serta memanfaatkan alam melalui teknologi; cara menentukan validitas dari sebuah informasi; formulasi dan penggunaan metode ilmiah; macam-macam penalaran yang dapat digunakan untuk mendapatkan kesimpulan; serta implikasi metode dan model ilmiah terhadap masyarakat dan terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri.



BAB II
 PEMBAHASAN
RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU
      A.    ILMU SEBAGAI OBJEK KAJIAN FILSAFAT
Pada dasarnya, setiap ilmu memiliki dua macam objek, yaitu objek material dan objek formal. Objek material adalah sesuatu yang dijadikan sasaran penyelidikan, seperti tubuh manusia adalah objek materi ilmu kedokteran. Adapun objek formalnya adalah metode untuk memahami objek material tersebut, seperti pendekatan induktif dan deduktif. Filsafat sebagai proses berfikir yang sistematis dan radikal juga memiliki objek material dan objek formal. Objek material filsafat adalah segala yang ada. Segala yang ada mencakup ada yang tampak dan ada yang tidak tampak. Ada yang tampak adalah mencakup dunia emperis, sedangkan ada yang tidak tampak  adalah alam metafisika. Sebagai filosof  membagi objek material filsafat menjadi tiga bagian, yaitu yang ada didalam alam emperis,yang ada dalam pikiran dan yang ada didalam kemungkinan. Adapun objek formal filsafat adalah sudut pandang yang menyeluruh, radikal, dan rasional tentang segala yang ada.
Cakupan objek filsafat lebih luas dibandingkan dengan ilmu karena ilmu hanya terbatas pada persoalan yang emperis saja, sedangkan filsafat mencakup yang emperis dan yang non emperis. Objek ilmu terkait dengan filsafat pada objek  emperis. Disamping itu, scara historis ilmu berasal dari kajian filsafat karena awalnya filsafatlah yang melakukan pembahasan tentang segala yang ada ini secara sistimatis, rasional dan logis, termasuk hal yang emperis .setelah berjalan beberapa lama  kajian yang terkait dengan hal empiris semakin bercabang dan berkembang, sehingga menimbulkan spesialisasi dan menampakkan kegunaaan yang praktis. Inilah proses terbentuknya ilmu secara berkesinambungan. Will durant mengibaratkan filsafat bagaikan pasukan marinir yang merebut pantai untuk mendaratkan pasukan infantri. Pasukan infanteri ini adalah pengetahuan yang diantaranya adalah ilmu. Filsafatlah yang menyediakan tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan. Setelah itu, ilmu berkembang sesuai dengan spesialisasinya masing masing, sehingga ilmulah secara praktis membelah gunung dan merambah hutan. Setelah itu, filsafat kembali lagi ke laut lepas untuk

berspekulasi dan melakukan eksplorasi lebih jauh.
Karena itu, filsafat oleh para filsuf disebut sebagai induk ilmu, sebab dari filsafatlah , ilmu ilmu modern dan kontemporer berkembang, sehingga manusia dapat menikmati ilmu dan sekaligus buahnya, yaitu teknologi. Awalnya, filsafat terbagi pada teoritis dan praktis. Filsafat teoritis mencakup metafisika, fisika, matemayika, dan logika sedangkan filsafat praktis adalah ekonomi , politik, hukum, dan etika. Setiap bidang ilmu ini kemudian  berkembang dan menspesialisasi, seperti  fisika berkembang menjadi biologi, biologi berkembang menjadi anatomi, kedokteran, dan kedokteranpun terspesialisasi menjadi beberapa bagian . perkembangan ini dapat di ibaratkan sebuah pohon dengan cabang dan ranting yang semakin lama semakin indang
Bahkan dalam perkembangan berikutnya, filsafat tidak hanya dipandang sebagai induk dan sumber ilmu,tetapi sudah merupakan bagian dari ilmu itu sendiri, yang juga mengalami spesialisasi. Dalam taraf peralihan ini filsafat tidak mencakup secara keseluruhan tetapi sudah menjadi sektoral. Contohnya, fillsafat agama, filsafat hukum, dan filsafat ilmu adalah bagian dari perkembangan filsafat yang sudah menjadi sektoral dan terkotak dalam satu bidang tertentu. Filsafat imu yang sedang dibahas ini adalah bagian yang tidak terpisahkan dari tuntutan tersebut karena filsafat tidak dapat hanya berada pada laut lepas , tetapi diharuskan juga dapat membimbing ilmu. Di sisi lain ilmu semakin jauh dari induknya, tetapi juga mendorong tibulnya arogansi dan bahkan kompartementalisasi yang tidak sehat antara satu bidang ilmu dengan yang lain. Tugas filsafat diantaranya adalah menyatukan visi keilmuan itu sendiri agar tidak terjadi bentrokkan antara berbagai kepentingan. Dalam konteks inilah kemudian ilmu sebagai kajian filsafat sangat relefan untuk dikaji dan didalami.
Ilmu sebagai objek kajian filsafat sepatutnya  mengikuti alur filsafat, yaitu objek material yang didekati lewat pendekatan radikal, menyeluruh dan rasional. Begitu juga sifat pendekatan spekulatif dalam filsafat sepatutnya merupakan bagian dari ilmu karenanya ilmu dapat dilihat dari posisi yang tidak mutla, Sehingga asih ada ruang untuk berspekulasi demi pengembangan itu sendiri.

     B.     PENGERTIAN FILSAFAT ILMU
1.      Filsafat dan Hikmah
Filsafat dalam bahasa inggris, yaitu: philosophy, adapun  istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani: philosophia, yang terdiri atas dua kata: philos(cinta) atau philia (persahabatan, tertarik kepada) sophos (‘hikmah’, kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, pengalaman  praktis, intelegensi). Jadi, secara etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau kebenaran (love of widom). Orang disebut filosofis yang dalam bahasa arab disebut failasuf.
Harun Nasution mengatakan bahwa kata filsafat berasal dari bahasa arab falsafa  dengan wazan (timbangan) fa’lala, fa’ lalah dan fi’lal. Dengan demikian, menurut Harun Nasution, kata benda dari falsafa seharusnya falsafah dan filsaf. Menurutnya, dalam Bahasa Indonesia banyak terpakai kata filsafat, padahal bukan berasal dari kata Arab dan bukan dari kata inggris Philosophy. Harun Nasution mempertanyakan apakah kata fil berasal dari bahasa inggris dan safah diambil dari kata arab, sehingga terjadilah gabungan keduanya yang kemudian menimbulkan kata filsafat
Harun Nasution berpendapat bahwa istilah filsafat berasal dari bahasa Arab karena orang Arab lebih dahulu datang dan sekaligus mempengaruhi bahasa indonesia dari pada orang dan bahasa inggris. Oleh karena itu, dia konsisten menggunakan kata falsafat bukan filsafat. Buku bukunya mengenai “filsafat” ditulis  dengan falsafat, seperti Falsafat Agama dan Falsafat dan Mistisisme dalam islam.
Kendati istilah filsafat lebih tepat adalah falsafat yang berasal dari bahasa Arab, kata filsafat sebenarnya bisa diterima dalam bahasa indonesia. Sebab, sebagian kata arab yang di indonesiakan mengalami perubahan dalam huruf vokalnya, seperti masjid menjadi mesjid dan karamah menjadi keramat. Karena itu, perubahan huruf a menjadi i dalam kata falsafah bisa ditolerir. Lagi pula, dalam kamus Besar Bahasa Indonesia ,kata filsafat menunjukan pengertian yang dimaksud, yaitu pengetahuan dan penyelidikan yang dimaksud, yaitu pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya.
Adapun beberapa pengertian pokok tentang filsafat menurut kalangan filosof  adalah:
1.      Upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistimatik serta lengkap tentang seluruh realitas.
2.      Upaya untuk melukiskan hakikat realitas akhir dan dasar serta nyata.
3.      Upaya untuk menentukan batas batas dan jangkauan pengetahuan sumbernya, hakikatnya, keabsahannya dan nilainya.
4.      Penyelidikan kritis atas pengandaian pengandaian dan pernyataan pernyataan yang diajukan oleh berbagai bidang ilmu pengetahuan.
5.      Disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu Anda melihat apa yang anda katakan dan untuk mengatakan apa yang anda lihat.

Pengertian filsafat secara terminologi sangat beragam baik dalam ungkapan maupun  titik tekanannya. bahkan, Moh Hatta dan Langeveld mengatakan bahwa definisi filsafat tidak perlu diberikan karena setiap orang memiliki titik tekan sendiri dalam definisinya. Oleh karena itu, biarkan saya seseorang meneliti filsafat terlebih dahulu kemudian menyimpulkan sendiri.
Pendapat ini ada benarnya, sebab intisari berfilsafat itu terdapat dalam pembahasan bukan pada definisi. Namun definisi filsafat untuk dijadikan patokan awal diperlukan untuk memberi arah dan cakupan objek yang dibahas, terutama yang terkait dengan filsafat ilmu. Karena itu.disini dikemukakan beberapa definisi dari para filosof yang cukup representatif, baik dari segi zaman maupun kualitas pemikiran.
Pythagoras ( 572-497 SM) adalah filosof yang pertama kali menggunakan kata filsafat yang pertama kali menggunakan kata filsafat, dia mengemukakan bahwa manusia dapat dibagi ke dalam tiga tipe: mereka yang mencintai kesenangan, mereka yang mencintai kegiatan , dan mereka yang mencintai kebijaksanaan. Tujuan kebijaksanaan dalam pandangannya menyangkut kemajuan menuju keselamatan dalam hal keagamaan . shopia mengandung arti yang lebih luas dari pada kebijaksanaan, yaitu: 1). Kerajinan, 2). Kebenaran pertama, 3). Pengetahuan yang luas, 4). Kebajikan intelektual, 5). Pertimbangan yang sehat, 6). Kecerdikan dalam memutuskan hal hal praktis. Dengan demikian asal mula kata filsafat itu sangat umum, yang intinya adalah mencari keutamaan mental (the persuit of mental excellence).
Plato (427-347) mengatakan bahwa objek filsafat adalah penemuan kebenaran atau kenyataan  yang absolut ( keduanya sama dalam pandangannya), lewat “dialektika”. Sementara Aristoteles (384-332 SM), tokoh utama filosof klasik, mengatakan bahwa filsafat menyelidiki sebab dan asas segala terdalam dari wujud. Karena, ia menanamkan filsafat dengan”teologi” atau  “filsafat pertama”. Aristoteles sampai pada kesimpulan bahwa setiap gerak di alam ini digerakan oleh yang lain. Karena itu, perlu menetapkan suatu penggerak pertama yang menyebabkan gerak itu, sedangkan dirinya sendiri tidak bergerak. Penggerak pertama ini sama sekali terlepas dari materi; sebab kalau ia materi, maka ia juga memiliki potensi gerak. Allah, demikian aristoteles, sebagai penggerak pertama Aktus Murni. Dan ia adalah salah seorang filosof yunani kuno yang mengatakan  bahwa fisafat memperhatikan seluruh pengatuan dan kadang kadang disamakan dengan pengetahuan tentang wujud (ontologi)
Sutan takdir Alisjahbana berpendapat bahwa filsafat berfikir dengan insaf. Yang dimaksud dengan insyaf adalah berfikir dengan teliti, menurut aturan yang pasti. Sementara itu, Deng Fung Yu Lan, seorang filosof dari dunia timur, mendifinisikan filsafat adalah pikiran yng sistimatis dan reflek tentang hidup.
Dalam pandangan Sidi Gazalba filsafat adalah berfikir secara mendalam , sistimatik, radikal, dan universal dalam rangka mencari kebenaran, inti atau hakikat mengenai sesuatu yang ada
Pendapat sidi Gazalba ini memperlihatkan ada tiga ciri pokok dalam filsafat yaitu:
1.      Adanya unsur berfikir yang dalam hal ini mengguakan akal
2.      Adanya unsur tujuan yang ingin dicapai melalui brfikir tersebut
3.      Adanya unsur ciri yang terdapat dalam pikiran tersebut, yaitu mendalam.

Uraian di atas  menunjukkan dengan jelas ciri dankarakteristik berfikir secara filosofis. Intinya adalah upaya secara sungguh sungguh dengan menggunakan akal pikiran sebagai alat utamanya untuk menemukan hakikat segala sesuatu yang berhubungan dengan ilmu.

      2.      Pengertian Ilmu

Ilmu berasal dari bahasa Arab ‘Alima, ya’lamu, ‘ilman, dengan wazan fa’ila, yaf’ alu, yang berarti mengerti , memahami dalam bahas inggris disebut science; dalam bahasa latin disebut scientia (pengetahuan)_scire (mengetahui). Sinonim yang paling dekat dengan bahasa yunani adalah episteme. Jadi pengertian ilmu yang terdapat pada kamus Bahasa Indonesia adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang bersusun secara bersistem menurut metode metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala gejala tertentu dibidang (pengetahuan) itu.
            Adapun beberapa ciri utama ilmu  menurut terminologi antara lain
1.      Ilmu adalah sebagian pengetahuan bersifat koheren, emperis, sistematis,dapat diukur, dan dibuktikan.
2.      Berbeda dengan pengetahuan, ilmu tidak pernah mengartikan kepingan pengetahuan satu putusan tersendiri, sebaliknya ilmu menandakan seluruh kestuan ide yang mengcu ke objek (alam objek) yang sama dan saling berkaitan secara logis. Karena itu, koherensi sitimatik adalah hakikat ilmu . prinsip prinsip objek dan hubungan hubungannya yang tercermin dalam kaitan kaitan logis yang dapat dilihat dengan jelas. Bahwa prinsip prinsip metafisis objek menyingkapkan sendiri dirinya  kepada kita dalam prosedur ilmu secara lamban,didasarkan pada sifat khusus intelek kita yang tidak dapat di cirikan  oleh visi ruhani terhadap realitas tetapi oleh berpikir.
3.      Ilmu tidak memerlukan kepastian lengkap berkenaan dengan masing masing penalaran perorangan, sebab ilmu dapat memuat didalamnya diri sendiri, hipotesis hipotesis dan teori teori yang belum sepenuhnya dimantapkan.
4.      Dipihak lain yang sering kali berkaitan dengan konsep ilmu (pengetahuan ilmiah) ide bahwa metode metode yang berhasil dan hasil hasil yang terbukti pada dasarnya harus terbuka pada semua pencari ilmu. Kendati demikian rupanya baik untuk tidak memasukan persyaratan ini dalam devinisi ilmu, karena objektivitas ilmu dan kesamaan hakiki daya persyaratan ini pada umumnya terjamin
5.      Ciri hakiki lainnya dari ilmu adalah metodologi, sebab kaitan logis yang dicari ilmu tidak dicapai dengan penggabungan tidak teratur dan tidak terarah dari banyak pengamatan dan ise yang terpisah pisah. Sebaliknya, ilmu menuntut pengamatan dan berfikir metodis, tertata rapi. Alat bantu metodologis yang penting adalah terminologi ilmiah. Yang disebut belakangan ini mencoba konsep konsep ilmu.
6.      Kesatuan setiap ilmu bersumber di dalam kesatuan objeknya. Teori skolastik mengenai ilmu membuat penbedaan antara objek material dan objek formal. Yang terdahulu adalah objek kongkret yang disimak ilmu. Sedangkan yang belakangan adalah aspek khusus atau sudut pandang terhadap objek material. Yang mencirikan setiap ilmu adalah objek formalnya. Sementara objek material yang sama dapat dikaji oleh banyak ilmu lain. Pembagian objek studi mengantar ke spesialisasi ilmu yang terus bertambah. Gerakan ini diiringi bahaya pandangan sempit atas bidang penelitian yang terbatas. Sementara penangkapan yang luas terhadap saling keterkaitan seluruh realitas lenyap dari pandangan.

Ada beberapa definisi tentang ilmu menurut para ahli, diantaranya adalah:
-       Mohammad Hatta, mendifinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut tabi kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut bangunannya dari dalam.
-       Ralp Ross dan Ernest Van Den Hag, mengtakan ilmu adalah yang emperis, rasional umum dan sistematik, dan keempatnya serentak
-       Karl Pearson, mengatakan bahwa ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komperehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang sederhana.
-       Ashley montagu, guru besar antropologi di Rutger university menyimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam ssatu sistem yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk menentukan hakikat prinsip tetang hal yang sedang dikaji.
-       Harsojo, guru besar antropolog di universitas padjajaran menerangkan ilmu adalah
1.      Merupakan akumulasi pengetahuan yang disistemasikan
2.      Suatu pendekatan atau metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris, yaitu dunia yang terkait oleh faktor faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh panca indra manusia.
3.      Suatu cara menganalisis yang mengizinkan  kepada ahli-ahlinya untuk menyatakan suatu proposisi dalam bentuk..., maka...
-       Afanasyef, seorang pemikir marxist bangsa rusia mendifinisikan ilmu adalah pengetahuan manusia tentang alam, masyarakat, dan pikiran. Ia mencerminkan alam dan konsep konsep, kategori dan hukum hukum, yang ketepatannya dan kebenarannya diuji dengan pengalaman praktis.
Dari keterangan para ahli diatas tentang ilmu penulis dapat menyimpulan bahwa ilmu adalah sebagian dari pengatuhuan yang memiliki ciri, tanda, syarat tertentu,yaitu sistematis ,rasional, emperis, universal, dapat diukur, terbuka dan komulatif,(bersusun timbun)
Adapun perbedaan antara ilmu dengan pengetahuan  ilmu adalah bagian dari pengetahuan yang terklasifikasi, tersistem dan terukur serta dapat dibuktikan kebenarannya secara emperis.  Pengetahuan adalah keseluruhan pngetahuan yang belum tersusun , baik mengenai metafisik maupun fisik. Dapat juga dikatakan, pengetahuan adalah informasi yang berupa common sense, sedangkan ilmu sudah merupakan bagian yang lebih tinggi dari itu karena memiliki metode dan mekanisme tertentu. Ilmu bagaikan sapu lidi, yakni sebagian lidi yang sudah di raut , dipotong ujung dan pangkalnya kemudian diikat, sehingga menjadi spu lidi, sedangkan pengetahuan adalah lidi lidi yang masih berserakan di pohon kelapa, di pasar, di tempat yang lain dan belum tersusun dengan baik
Setelah dipahami pengertian filsafat , ilmu dan pengetahuan maka dapat disimpulkan bahwa filsafat ilmu merupakan kajian secara mendalam tentang dasar dasar ilmu, sehingga filsafat ilmu perlu menjawab beberapa persoalan berikut.
1.      Pertanyaan landasan ontologis
Objek yang ditelaah? Bagaimana wujud yang hakiki dari objek ersebut? Bagaimana korelasi antara objek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti berfikir, merasa, dan mengindra) yang menghailkan ilmu? Dari landasan ontologis ini adalah dasar untuk mengklasifikasi pengetahuan sekaligus bidang bidang ilmu .
2.      Pertanyaan landasan epistemologis
Bagaimana proses pengetahuan yang masih berserakan dan tidak teratur itu menjadi imu? Bagaimana prosedur dan mekanismenya? Hal-hal apa yang perlu diperhatikan agar kita mendapatkan pengetahuan yang benar? Apa yang disebut kebenaran itu sendiri? Apa kriterianya? Cara / tehnik sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu?.
3.      Pertanyaan landasan aksiologi
Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah kaidah moral? Bagaimana penentuan objek dan metode yang ditelaah berdasarkan pilihan pilihan moral? Bagaimana korelasi antara tehnik prosedural yang merupakan oprasionalisasi metode ilmiah dengan norma norma moral?
 
      3.      Persamaan dan perbedaan filsafat  
Persamaan filsafat dan ilmu adalah sebagai berikut:
1.      Keduanya mencari rumusan yang sebaik-baiknya menyelidiki objek selengkap-lengkapnya sampai ke akar akarnya.
2.      Keduanya memberikan pengertian mengenai hubungan  atau koherensi yang ada antara kejadian kejadian yang kita alami dan coba menunjukkan sebab sebabnya .
3.      Keduanya hendak memberikan sintesis, yaitu suatu pandangan yang bergandengan .
4.      Keduanya mempunyai metode dan sistem.
5.      Keduanya hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhnya timbul dari hasrat manusia (objektivitas), akan pengetahuan yang lebih mendasar.
Adapun perbedaan ilmu dan filsafat adalah sebagai berikut
Tujuan filsafat ilmu adalah:
1.              Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita dapat memeahami sumber, hakikat dan tujuan ilmu.
2.             Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan,dan kemajuan ilmu di berbagai bidang,sehingga kita mendapat gambaran tentang proses ilmu kontemporer secara historis.
3.              Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi di perguruan tinggi, terutama untuk membedakan persoalan yang ilmiah dan nonilmiah.
4.              Mendorong pada calon ilmuwan dan iluman untuk konsisten dalam mendalami ilmu dan mengembangkannya.
5.               Mempertegas bahwa dalam persoalan sumberdan tujuan antara ilmu dan agama tidak ada pertentangan.

6.             Objek material(lapangan) filsafat ini bersifat universal (umum), yaitu segala sesuatu yang ada (realita) sedangkan objek material ilmu (pengetahuan ilmiah) itu brsifat khusus dan emperis, artinya, ilmu hanya terfokus pada disiplin bidang masing masing secara kaku dan terkotak kotak sedangkan kajian filsafat tidak terkotak kotak dalam disiplin tertentu.
7.             Objek formal ( sudut pandang ) filsafat itu bersifat nonfragmentaris, karena mencari pengertian dari segala sesuatu yang ada itu secara luas, mendalam dan mendasar. Sedangkan ilmu bersifat fragmentaris , spesifik ,dan intensif. Disamping itu, objek formal itu bersifat teknik, yang berarti bahwa cara ide ide manusia itu mengadakan penyatuan diri dengan realitas
8.             Filsafat dilaksanakan dalam suatu suasana pengetahuan yang menonjolkan daya spekulasi, kritis, dan pengawasan, sedangkan ilmu haruslah diadakan riset lewat pendekatan trial and error. Oleh karena itu nilai ilmu terletak pada kegunaan pragmatis, sedang kegunaan filsafat timbul dari nilainya
9.             Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan pada pengalaman realitas sehari hari, sedangkan ilmu bersifat diskursif, yaitu mengugraikan secara logis, yang di mulai dari tidak tau menjadi tau.
10.         Filsafat memberikan penjelasan yang terakhir, yang mutlak , dan men dalam sampai mendasar  (primary cause) sedang ilmu menunjukan sebab-sebab yang tidak begitu mendalam, yang lebih dekat, yang skunder (secondary cause).


C. Tujuan Filsafat Ilmu
tujuan filsafat ilmu adalah
1.             Mendalami unsur unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita dapat memahami sumber, hakikat dan tujuan ilmu.
2.             Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan, dan kemajuan ilmu diberbagai bidang, sehingga kita mendapatkan gambaran tentang proses ilmu kontemporer secara historis.
3.             Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi di perguruan tinggi terutama untuk membedaka persoalan ilmiah dan non ilmiah.
4.             Mendorong para calon ilmuan untuk tetap konsisten dalam mendalami ilmu dan mengembangkannya.
5.             Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan tujuan antara ilmu dan agama tidak ada pertentangan.



Kesimpulan
Filsafat ilmu adalah salah satu cabang dari filsafat yang berkaitan dengan masalah ilmu pengetahuan. Filsafat ilmu masih dapat dibagi lagi menjadi sejumlah filsafat ilmu yang lebih khusus, seperti filsafat matematika, filsafat ilmu fisika, filsafat biologi, filsafat ilmu sosial termasuk juga ilmu filsafat hukum.
Menurut Prof. Dr. Absori, filsafat ilmu adalah cabang filsafat yang membicarakan atau merefleksikan secara mendasar dan integral mengenai hakikat ilmu tertentu. Sedangkan filsafat adalah berpikir mencari jawaban, dimana jawaban yang ditemukan tidak pernah bersifat mutlak. Sedangkan menurut Prof. Dr. Musa Asy`arie, filsafat adalah berfikir radikal dalam mencari akar dari realistis metafisis bebas.
Pengertian tentang filsafat ilmu telah banyak dijumpai dalam berbagai buku maupun karangan ilmiah lainnya. Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia. Filsafat ilmu merupakan suatu bidang pengetahuan campuran yang eksistensi dan pemekarannya bergantung pada hubungan timbal balik dan saling pengaruh antara filsafat dan ilmu.
Tujuan filsafat ilmu adalah memberikan pemahaman tentang apa dan bagaimana hakekat, sifat dan kedudukan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam cakrawala pengetahuan manusia. Disamping itu filsafat ilmu juga memperluas wawasan ilmiah sebagai kesiapan dalam menghadapi perkembangan ilmu dan teknologi yang berlangsung dan maju dengan begitu cepat, spektakuler, mendasar, yang secara intensif menyentuh semua segi dan sendi kehidupan dan secara intensif merombak budaya manusia. Dengan begitu filsafat ilmu merupakan penerusan pengembangan filsafat pengetahuan.
Objek dari filsafat ilmu adalah ilmu pengetahuan. Oleh karena itu setiap saat ilmu itu berubah mengikuti perkembangan jaman dan keadaan tanpa meninggalkan pengetahuan lama. Pengetahuan lama tersebut akan menjadi pijakan untuk mencari pengetahuan baru. Hal ini senada dengan ungkapan dari Archie J. Bahm bahwa ilmu pengetahuan (sebagai teori) adalah sesuatu yang selalu berubah


Daftar pustaka.
Bakhtiar, Amsal, “Filsafat ilmu”, jakarta, Rajawali Pers, 2004
Yanto, Subari dan Arifin, Zainal,” Filsafat Ilmu sebuah pengantar mata kuliah umum, Makassar, 2007

            Bachtiar, Amsal,”Filsafat Ilmu” Jakarta,Rajawali Pers:1011
Yanto, Subari dan Arifin Zaenal,”Filsafat Ilmu” Pengantar Mata Kuliah Umum di Perguruan Tinggi.


Komentar

Postingan Populer